Jumat, 10 Januari 2014

KECAPI, ANGKLUNG DAN KARINDING

Di dalam saung milik Jaro Nalim terdapat sebuah kecapi, alat musik terbuat dari kayu dengan 12 kawat 
baja  tipis. Ketika kawat-kawat baja itu dipetik, keluar bunyi nyaring, mirip bunyi sebuah gitar. Itulah salah 
satu alat musik khas Baduy yang hanya dimiliki oleh satu orang di tiap kampung. Bagaimana cara 
memainkan dan jenis suara yang keluar, Jaro mencoba memainkan alat musik tersebut dan melantunkan 
lagu-lagu daerah. “Ah ulah atuh, isin, (ah jangan, malu)”, katanya. Lalu ia ambil kecapi dan dengan 
perlahan jari jemarinya lincah memetik kawat-kawat baja pada kecapi dengan penuh perasaan. Terdengar 
sebuah nada lembut lagu khas sunda.“ Lagu naon eta Bah (lagu apa itu Abah)?” tanya saya penasaran. 
Manuk dadali”, katanya singkat. Dari petikan tangannya kemudian keluar beberapa nada lagu-lagu daerah 
Sunda yang lain. Terasa lembut dan syahdu dalam keheningan alam di tengah hutan.

Menurut Jaro Nalim, anak-anak muda Baduy rata-rata bisa memainkan satu atau dua alat musik yang dipelajari secara turun temurun dari para orang tua. Mereka memainkan alat musik dengan menghapal dan merasakan tanpa mempelajari panduan not-not lagu (seperti do re mi fa so la si do) yang biasa dipelajari orang luar. Alat musik kecapi adalah salah satu dari sekian banyak alat musik lain yang biasa dimainkan orang Baduy. Semua alat kesenian yang mereka pakai terbuat dari bahan-bahan kayu dan bambu yang tersedia di alam lingkungan Baduy. Tiap ekspresi seni terkait erat dengan ungkapan rasa syukur atas berkah kesuburan alam yang dilimpahkan Tuhan. Selain seni musik, Orang Baduy juga mengembangkan seni ukir, seni gambar dan seni tarik suara.

Seni Musik. Terdapat beberapa jenis musik yang ada di Baduy : kecapi, angklung buhun, karinding, suling, dan gambang. Peralatan kesenian yang meraka buat kebanyakan dari bahan kayu dan bambu serta sedikit terbuat dari kawat dan tembaga.

Musik Kecapi. Alat musik kecapi terbuat dari kayu dan 12 kawat baja tipis. Biasanya musik kecapi digunakan untuk mengiringi acara berbalas pantun sebagai sarana hiburan yang dilakukan di luar bulan kawalu. Terdapat satu set alat musik kecapi di setiap kampung, biasanya dimainkan di bale adat (khususnya di Baduy Dalam) dan dimainkan oleh muda-mudi beramai-ramai. Untuk memainkan musik kecapi dilengkapi dengan suling enam lubang dan rendo, semacam gitar besar yang terdiri dari dua buah kawat, satu besar satu kecil.

Angklung Buhun. Angklung buhun merupakan kesenian angklung terbuat dari bambu, seperti angklung yang biasa dipakai di Jawa Barat. Bedanya, angklung di Baduy berukuran besar dan memiliki tinggi antara 50 cm sampai 150 cm. Dalam setiap set alat musik angklung terdiri dari sembilan buah angklung indung, ringkung, dondong, gunjin, indung leutik, engklong, trolok dan dua buah roer. Untuk mengiringi musik angklung biasanya digunakan tiga buah bedug berukuran besar hingga kecil, yang disebut dengan bedug talinting dan ketug.

Karinding. Kerinding adalah alat kesenian yang unik, terbuat dari sebilah bambu dengan diameter dua hingga tiga sentimeter, panjang sekitar 50-60 cm dan sepalan di ujung bambunya berukuran 5 cm. Gamban, merupakan kesenian semacam gamelan yang dimainkan untuk hiburan pada saat perayaan pernikahan dan sunatan serta panen. Terdiri dari dua buah go’ong, terbuat dari tembaga, dua buah saron yang berisi enam not terbuat dari tembaga, satu buah kromong yang terdiri dari 18 not dari kayu. Untuk mengiringi alat musik digunakan piul semacam biola dengan empat kawat dan suling dengan enam lubang. Lagu-lagu yang biasa dimainkan adalah lagu-lagu sunda buhun, paris, kageuringan, handeuleun, kembang bereum, parered, sintren, aceup, goletrak, rendeu beureum, jalamprang, dan soveinir.

Suling. adalah alat kesenian yang terbuat dari sebuah bambu dengan enam lubang. Cara memainkannya dengan ditiup. Ukuran panjang suling berkisar 50 cm. Kumbang adalah sejenis suling, namun jumlah lubangnya sebanyak empat buah. Sedangkan Tarawelet, sebuah suling dan kumbang, namun panjangnya berkisar 15 cm dengan jumlah lubangnya sebanyak lima buah.

Seni Ukir di Baduy sebatas pada ukiran gagang golok, gagang pisau, kolenjer, alat tenun dan alat menganyam untuk pembuat koja, serta beberapa alat kesenian seperti tempat gong atau go’ong. Motif ukiran yang terdapat digagang golok dan pisau serta alat tenun dan anyaman sangat sederhana. Sedangkan pada kolenjer diukir  horoskop Baduy yang dibuat pada sisi bambu dimana terdapat gambar binatang dan petak-petak perhitungan waktu seseorang. Seni Gambar, dikenal oleh Suku Baduy sejak lama, namun mereka mulai mempelajari tulisan belum lama.

Seni Tarik Suara. Seni tarik suara di Baduy hanya digunakan untuk mengiringi musik gambang dan angklung buhun saja, serta mantun, beberapa lagu-lagu Sunda Buhun seperti lagu Ngareog dan Ngubaran Pare dan Lantunan do’a- do’a.(UTEN SUTENDY)


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar