Jumat, 10 Januari 2014

TABUNGAN KETENANGAN


Di banyak tempat, di lingkungan masyarakat luar, di berbagai Negara di dunia (terutama di negara–negara berkembang) sekalipun telah mempunyai sistem ketahanan pangan yang dianggap modern, masih sering dijumpai dan terdengar ada orang yang mati kelaparan karena kekurangan pangan, hidup dalam kemiskinan, banyak orang jatuh sakit karena kekurangan gizi, dan lain-lain. Sebaliknya, masyarakat Baduy yang dianggap sebagai “manusia terbelakang” dan ”miskin,belum terdengar ada warga Baduy yang meninggal dunia karena kelaparan,  kekurangan pangan, atau dilanda banyak penyakit karena kekurangan gizi.

Dengan mengembangkan model pertanian tradisional secara turun temurun, Orang Baduy telah menghasilkan panen padi yang melimpah melebihi kebutuhan hidup sehari-hari. Gabah hasil panen yang mereka hasilkan tiap tahun tak pernah habis dimakan. Gabah itu disimpan dalam tempat khusus, leuit (lumbung padi) namanya. Sebuah tempat penyimpanan gabah hasil panen yang dibuat khusus anti gempa, anti rayap dan anti tikus. Leuit dibuat sedemikian rupa, dengan desain yang unik, sehingga dapat menyimpan gabah hasil panen hingga mencapai umur puluhan tahun, bahkan ratusan tahun.

Bentuk leuit di tiap kampung adalah sama dan dibangun di sebelah perkampungan penduduk secara terpisah. Bahan-bahan bangunan untuk leuit sama dengan bahan bangunan yang dipakai untuk membuat rumah. Bagian-bagian bangunan pada leuit terdiri dari: abig-abig, ruang atas berbentuk segi tiga dan memiliki pintu untuk memasukkan padi ke lumbung; ateup, bagian atap yang terbuat dari daun pohon kiray; panglari, tiang penyangga pada bagian bawah alas segitiga abig-abig; bongker, bagian kayu di setiap sisi bangunan untuk kerangka bangunan; gelebeg, kayu yang melingkar di bagian bawah; panangguey yang berfungsi mencegah tikus ke dalam lumbung; bilik pananggeuy, dinding penutup bangunan; tihang, tiap penopang bangunan; pangeret, penyangga yang merapat dengan panglari; pananggeuy, kayu penopang atau alas bangunan paling bawah untuk penyimpanan padi; dan lawang, pintu untuk memasukan dan mengambil padi di dalam leuit.

Tiap warga Baduy minimal memiliki satu leuit, yang mereka anggap sama pentingnya dengan rumah dan pakaian. Tanpa leuit mereka bisa merasa kehilangan kepercayaan diri, ketenangan hidup, bahkan harga diri. Jumlah leuit yang dimiliki tiap warga menjadi ukuran kesejahteraan dan status sosial ekonomi. Semakin banyak memiliki leuyit yang berisi gabah hasil panen, semakin dapat dianggap sebagai orang yang berhasil dan sejahtera. Leuit dengan isi gabah hasil panen merupakan “tabungan” seperti halnya orang luar menyimpan uang di bank. Jika memiliki banyak gabah yang disimpan, mereka merasa hidup bisa lebih tenang dan damai, ada simpanan dan jaminan untuk hari esok. Simpanan dan jaminan itu juga menambah kepercayaan diri dan harga diri mereka dalam pergaulan.

Gabah yang tersimpan dalam leuit jarang yang mereka pergunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Gabah–gabah tersebut sengaja mereka simpan dan dibiarkan begitu saja hingga berumur puluhan bahkan ratusan tahun sebagai tabungan. Walau tersimpan dalam waktu sangat lama, gabah-gabah yang tersimpan rapih itu merupakan gabah dengan kualiatas yang terbaik. Hasil penelitian para ahli benih menyimpulkan gabah-gabah dari huma orang Baduy yang tersimpan dalam rentang waktu puluhan tahun, masih enak dimakan dan bisa tumbuh subur jika ditanam kembali di lahan huma. Gabah-gabah itu benar-benar murni, tanpa terkontaminasi oleh berbagai macam pupuk anorganik.

Orang Baduy tidak mengambil gabah dari leuit untuk dimakan sehari-hari. Nasi yang mereka makan tiap hari sebagai bahan makan pokok, umumnya bukan berasal dari gabah yang mereka simpan di leuit, melainkan dari beras yang mereka beli dari pasar di luar. Sedangkan gabah yang tersimpan di leuit dibiarkan menjadi tabungan dan jaminan ketahanan pangan untuk keperluan hari esok.

Alasannya sangat rasional: jika masih bisa membeli beras dari luar kenapa harus mengambil tabungan gabah dari leuit. Sebagai tabungan untuk hari esok, leuit tidak boleh kosong dan harus tetap berisi gabah sepanjang masa. Jika leuit itu kosong, maka mereka menganggap dirinya kehilangan harapan dan ketahanan pangan buat masa depan. Gabah-gabah yang ada di leuit baru akan mereka keluarkan jika keadaan benar-benar mendesak. Misalnya saat paceklik (kekeringan, kemarau) dan saat orang-orang di luar Baduy sedang kelaparan, kekurangan pangan, dan membutuhkan bantuan dari Baduy.

Atau, gabah-gabah itu juga dikeluarkan untuk ditumbuk dalam lesung menjelang ada acara atau upacara adat dimana mereka harus menyiapkan dan membuat aneka makanan kue-kue yang terbuat dari bahan pokok beras huma. Makanan jenis kue-kue yang mereka produksi diantaranya dodol, pasung, wajik, papais, uli, ranginang. Makanan tersebut tidak dijumpai dihari-hari biasa. Kue-kue itu ada dan disajikan pada acara-acara seremonial tertentu seperti dalam acara ngubar pare, sundatan, kawinan, dan lain-lain. Makanan yang mereka produksi biasanya padat, tidak lembek, seperti makanan yang biasa ditemui di daerah daerah lain. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kue adalah beras tepung, gula aren, kelapa dan beras ketan yang diperoleh dari hasil pertanian sendiri. Kekuatan makanan sejenis kue tersebut, antara lima sampai sepuluh hari lamanya, sehingga tidak diproduksi pada hari-hari biasa untuk menghindari pemborosan yang sangat dilarang oleh adat mereka.


Dengan pola ketahanan pangan seperti itu, kini orang Baduy merupakan pemilik gabah paling banyak di tanah air. Jika gabah-gabah yang terdapat di leuit-leuit di seluruh wilayah perkampungan Baduy dikumpulkan, niscaya gabah tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan wilayah kampung dan desa di luar wilayah perkampungan Baduy yang sedang kekurangan pangan.(UTEN SUTENDY) (***)  

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City - MapyRO
    Discover MGM Resorts International Casino 강원도 출장샵 Hotel & Spa, Atlantic City, 거제 출장안마 NJ in 수원 출장샵 real-time and see activity.Revenue: 서귀포 출장마사지 $2.14MLocation: 대전광역 출장샵 8.9 Rating: 8.4/10 · ‎2,976 reviews

    BalasHapus